POLARISASI CAHAYA
POLARISASI
CAHAYA
Polarisasi adalah suatu peristiwa
perubahan arah getar gelombang yang acak
menjadi satu arah getar; dari sumber lain mengatakan bahwa Polarisasi adalah
peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Polarisasi gelombang
hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, tidak terjadi pada gelombang
longitudinal. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peristiwa polarisasi,
perhatikan gelombang tali pada Gambar 1.1.
perhatikan gelombang tali pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Gelombang tali yang terpolarisasi
Sebelum dilewatkan pada celah sempit
vertical, tali bergetar dengan simpangan seperti spiral. Setelah gelombang pada
tali melewati celah, hanya arah getar vertical yang masih tersisa. Adapun arah
getar horizontal atu diserap oleh celah sempit itu. Gelombang yang keluar dari
celah tadi disebut gelombang polarisasi, lebih khusus disebut terpolarisasi
linier.
Terpolarisasi artinya memiliki satu
arah getar tertentu saja. Polarisasi yang hanya terjadi pada satu
arah disebut polarisasi linear. Apa yang terjadi jika celah sempit
dipasang secara horizontal? Apakah terjadi polarisasi linear?
Bahasa yang sama diatas dapat
diterapkan pada gelombang elektromagnetik,yang juga mempunyai polarisasi.
Sebuah gelombang elektromagnetik adalah gelombang transversal medan listrik dan
medan magnetic yang berfluktuasi tegak lurus satu sama lain dan searah
perambatan. Kita selalu mendefinisikan arah polarisasi sebuah gelombang
elektromagnetik sebagai arah dari vector medan listrik bukan arah medan
magnetic. Karena banyak detector gelombang elektromagnetik yang umumnya
merespon gaya listrik pada elektron dalam material dan tidak merespon gaya
magnetic.
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh
dari cahaya tidak terpolarisasi, yaitu dengan menghilangkan (memindahkan) semua
arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja. Ada 4 cara untuk
melakukan hal ini, yaitu: 1) penyerapan
selektif, 2) pemantulan, 3) pembiasan ganda, dan 4) hamburan.
1. Polarisasi
dengan penyerapan selektif
Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya
terpolarisasi adalah menggunakan Kristal polaroid. Polaroid
akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah getarnya sejajar dengan sumbu
transmisi dan menyerap gelombang-gelombang pada arah lainnya. Oleh karena teknik
berdasarkan penyerapan arah getar, maka disebut polarisasi dengan penyerapan
selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan semua komponen medan listrik E
yang sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap suatu medan listrik E
yang tegak lurus pada sumbu transmisi. Jika cahaya tidak terpolarisasi
dilewatkan pada sebuah kristal, maka arah getaran yang keluar dari kristal
hanya terdiri atas satu arah disebut
cahaya terpolarisasi linier. Kristal yang
dapat menyerap sebagian arah getar disebut dichroic.

Gambar 2.14. Kristal melewatkan cahaya terpolarisasi linear
dan menyerap arah lainnya.
Selanjutnya, pada Gambar 2.15 ditunjukkan susunan dua keping
Polaroid. Keping Polaroid yang pertama disebut polarisator,
sedangkan keping polaroid yang kedua disebut analisator.


Gambar 2.15 (a) Polarisator dan analisator dipasang sejajar. (b)
Polarisator dan analisator dipasang bersilangan.
Jika seberkas cahaya dengan intensitas I0
dilewatkan pada sebuah polalisator ideal, intensitas cahaya yang dilewatkan
adalah 50% atau
. Akan tetapi, jika cahaya
dilewatkan pada polalisator dan analisator yang dipasang bersilangan, tidak ada
intensitas cahaya yang melewati analisator. Secara umum, intensitas yang
dilewati analisator adalah


Dengan I2 adalah
intensitas cahaya yang lewat analisator. I0 adalah
intensitas awal seblum maasuk polalisator dan θ adalah sudut antara arah
polarisasi polalisator dan arah polarisasi analisator. Jika keduanya sejajar, θ
= 0. jika keduanya saling bersilangan, θ = 90°.
2. Polarisasi karena pemenatulan
Cahaya yang datang
ke cermin dengan sudut datang sebesar 570, maka sinar yang terpantul
akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I
adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila
cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II
saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II.
Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut
polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan
menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi,
sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar
terpolarisasi atau tidak.

Polarisasi Gelombang Karena Pemantulan
3. Polarisasi pada pemantulan dan
pembiasan
Jika seberkas pola cahaya alamiah
dijatuhkan pada permukan bidang batas dua medium, maka sebagian cahaya akan
mengalami pembiasan dan sebagian lagi mengalami pemantulan. Sinar bias dan
sinar pantul akan terpolarisasi sebagian. Jika sudut sinar datang diubah-ubah,
pada suatu saat sinar bias dan sinar pantul membentuk sudut 90°. Pada keadaan
ini, sudut sinar datang (i) disebut sudut polarisasi (ip)
karena sinar yang terpantul mengalami polarisasi sempurna atau terpolarisasi
linear. Menurut Hukum Snellius,
n1 sin ip = n2
sin r, dengan r + ip = 90 atau r =
90 – ip
selanjutnya dapat dituliskan
n1 sin ip = n2
sin (90 – ip)= n2 cos ip

Sudut ip disebut sudut polarisasi atau
sudut Brewster, yaitu sudut datang pada sinar bias dan sinar pantul
membentuk sudut 90°. Dalam sebuah kristal tertentu, cahaya alamiah yang masuk
ke dalam kristal dapat mengalami pembiasan ganda. Pembiasan ganda ini dapat
terjadi karena kristal tersebut memiliki dua nilai indeks bias. Perhatikan
Gambar 23, tampak ada dua bagian sinar yang dibiaskan yang hanya
mengandung E// dan yang lain hanya mengandung. Jadi,
indeks bias serta laju E// dan
adalah tidak sama.


Gambar 2.16. Polarisasi pada pembiasan ganda.
4.
Polarisasi dengan hamburan
Berkas
cahaya yang melewati gas akan mengalami polarisasi sebagian karena
partikel-partikel gas dapat menyerap dan memancarkan kembali cahaya yang
mengenainya. Penyerapan dan pemancaran cahaya oleh partikel-partikel gas
disebut hamburan. Oleh karena peristiwa hamburan ini, langit pada
siang hari tampak berwarna biru. Hal tersebut dikarenakan partikel-parikel
udara menyerap cahaya matahari dan memancarkan kembali (terutama) cahaya biru.
Demikian pula, pada pagi hari dan sore hari, partikel-partikel udara akan
menghamburkan lebih banyak cahaya merah (melalui kolom udara yang lebih
panjang) sehingga pada pagi dan sore hari, cahaya matahari tampak lebih banyak
memancarkan cahaya merah. Sebaliknya, di bulan tidak ada yang dapat
menghamburkan cahaya matahari karena bulan tidak memiliki atmosfir. Oleh karena
itu, atmosfir bulan akan tampak gelap.
Penerapan/Aplikasi
Cahaya Terpolarisasi
1. Kaca mobil
Kaca mobil pada umumnya berwarna hitam, biru atau hijau tua.
Kaca itu sudah diberi lembaran plastik polaroid, sehingga sinar matahari yang
keluar dari kaca tersebut sudah terpolarisasi dan intensitasnya
sudah mengecil.
2. Kacamata ryben
Kacamata ryben adalah kacamata yang digunakan saat terik
matahari, seperti di pantai atau sedang naik sepeda motor. Tujuannya supaya
sinar yang keluar dari kaca ryben sudah terpolarisasi dan intensitas cahaya
mengecil tidak menyebabkan silau.
3. Film Tiga Dimensi
Film ini dibuat dengan menggunakan dua buah kamera atau
kamera khusus dengan dua lensa. Di dalam gedung bioskop, kedua film
diproyeksikan pada layar secara simultan. Sebuah filter polarisasi yang
diletakkan di depan lensa proyektor sebelah kiri akan meneruskan gelombang
cahaya dari gambar pada suatu arah getar tertentu. Bersamaan dengan itu filter lain
di bagian kanan akan meneruskan gelombang cahaya tegak lurus arah getar yang
dihasilkan oleh filter pertama. Penonton mengenakan kacamata khusus yang
berfungsi sebagai filter. Filter ini akan menyebabkan kesan gambar yang
diterima oleh mata kiri dan kanan akan berbeda. Sehingga kesan gambar tiga
dimensi akan terasa.
4. Sacharimeter
Sacharimeter adalah polarimeter yang khusus untuk menentukan
konsentrasi larutan gula. Larutan gula disebut larutan optik aktif. Larutan
tersebut ada yang dapat memutar bidang getar polarisasi ke kiri dan ada juga
yang ke kanan. Dengan alat semacam ini, orang dapat menentukan konsentrasi larutan
optik aktif.
5. LCD (Liquid Crystal Display)
Salah satu penerapan
penting dari proses polarisasi adalah Liquid Crystal Dsiplay (LCD).
LCD digunakan dalam berbagai tampilan, dari mulai jam digital, layar
kalkulator, hingga layar televise. LCD dapat diartikan alat peraga kristal
cair, berisi dua filter polarisasi yang saling menyilang dan didukung oelh
sebuah cermin. Biasanya polarisator yang saling menyilang menghalangi semua
cahaya yang melewatinya. Namun, diantar kedua filter itu terdapat lapisan
kristal cair. Selain energi listrik alat ini dipadamkan, kristalnya memutar
sinar-sinar yang kuat dengan membentuk sudut 900. Sinar-sinar yang
berputar itu kemudian dapat menembus filter (penyaring) bagian belakang.
Kemudian sinar-sinar itu dipantulkan oleh cermin sehingga peraga (layar) tampak
putih. Angka atau huruf pada peraga dengan menyatakan daerah-daerah kristal
cair. Ini mengubah posisi kristal cair tersebut sehingga kristal-kristal tidak
lagi memutar cahaya.
6. Langit Berwarna Biru
Fenomena menarik dari peristiwa polarisasi hamburan adalah
langit yang tampak berwarna biru. Fenomena ini terjadi karena kuantitas cahaya
yang dihamburkan bergantung pada panjang gelombang cahaya tersebut. Semakin
besar panjang gelombang cahaya maka semakin sedikit cahaya yang dihamburkan
oleh molekul udara. Cahaya merah dan jingga memiliki panjang gelombang lebih
besar daripada cahaya biru dan ungu sehingga cahaya merah dan jingga
dihamburkan lebih sedikit daripada cahaya biru dan ungu. Itulah sebabnya
mengapa langit tampak berwarna biru.
Referensi
http://robbikarangga.blogspot.com/2013/03/gelombang-cahaya-dalam-kehidupan-sehari.html
http://tienkartina.wordpress.com/2010/09/03/polarisasi-cahaya/
http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=53&Itemid=102
Comments
Post a Comment