CERITA FIKSI (CINTA DAN FISMAT)
CINTA DAN FISMAT
Oleh: Ahmad Suryadi
Eps 1
Suara
berat seorang lelaki terdengar dari kejauhan yang berasal dari bawah pohon raksasa itu, Dika
mendekat dan menghampiri 4 orang yang ada disana, “kenapa na masih disituki,
maumi masuk bapak!”, kata Dika dengan napas yang belum teratur karena baru saja
berlari dari kosannya, mengira dia sudah terlambat.
“har
ini kita nda kuliah Dik”, sahut Riri yang berada disamping Amir. Smentara Hari
dan bagus sibuk memperbincangkan MU vs Barcelona yang tadi malam main dengan
skor 1-0 untuk kemenangan Barca. Hari itu memang ternyata tidak kuliah fismat
(fisika matematika) yang kata orang sejagad
mata kuliah itu yang paling sulit dunia akhirat (lebay). Jangan bertanya
kenapa fismat itu susah ya!.
“pergika
dulu paenk nah!”, kata Dika sambil berjalan meninggalkan ketiga orang itu.
“keperpusmi
sedenk”, cetus Bagus dengan nada sinis,
Dika
nda membalas lagi dan mencoba cuek,,, singkat cerita diperpus Dika bertemu
dengan seorang wanita cantik (cantik menurut Dika), “wah, cantik banget cewek
ini”, katanya dalam hati. Kemudian Dika melihat cewek itu menuju rak M (rak M
adalah rak untuk buku FISMAT), dia kemudian mengambil buku merah itu dan duduk
disebelah Dika yang sedang asyik ngeliatin gambar-gambar planet dibuku
ensiklopedia semesta.
“hm,
suka ngerjain boas juga ea?” Tanya Dika,
kini tanpa logat bone (salah satu kabupaten di sulsel) yang biasanya dia pakai
dan menjadi bahan tertawa teman-temannya.
“nda
juga kok cuman iseng-seng doang”,
“oh
begitu, saya juga suka ngerjain itu, saya udah sampai diferensial parsial
section dua malahan”.
“kamu
hebat yah, saya baru ngerjain bilangan kompleksnya, oh ia maaf yah gua harus ngerjain soal ini
dulu karena bentar lagi saya ada kuliah”
“oh ea,
maaf udah ganggu ea”, kata Dika sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepala
plontosnya.
“nda
apa-apa kok”
Satu minggu ini Dika selalu berada
diperpus, entah karena memang rajin atau karena pengen ketemu wanita yang ia
ketemui hari rabu itu, udah bisa ditebak pasti pengen ketemu wanita itu.
“ini
dia, akhirnya datang juga”, berbisik dalam hati dan berharap dia duduk kembali
disampingnya. Dan benar saja keinginannya tersampaikan, akhirya wanita itu
duduk di samping Nya, “Nya” bukan Dika tapi seorang senior angkatan 2009 yang
bernama lengkap Sinta Wartika yang sering dipanggil Nya, entah mengapa dia
dipanggil Nya mungkin sejarahnya panjang dan pasti lama kalau dibahas.
Kini
Dika sudah sampai di diferensial parsial section 4, dan dia merasa ada yang
memegang kursinya “ini pasti wanita itu, ia pasti ingin bertanya masalah
bilangan kompleks” pikiranya kini melayang-layang entah kemana. Dia berbalik
kemudian Dikagetkan dengan suara “ te…….de,,,,,,,ng…”, belum selesai resonansi
“te…de….ng” itu, petugas perpus udah
mukul meja yang suaranya lebih keras daripada
tedeng itu sendiri. “ssst,, jangan ribut”.
“kamu Mir, kenapa ki?”, Tanya Dika sambil berbisik
“oh
nda, selesaimi jurnal penyearah gelombang ta?”, Tanya balik Amir
“selesaimi,
mauki kah?, ambilmi saja ditasku”, kata
dika sambil menunjuk tasnya
“terima
kasih Dik, kamu baik deh”, tambah Amir sambil berjalan menuju tas Dika yang
berada disamping petugas perpus yang berwajah masam seperti telah menelan
seribu orang itu.
Kembali
dia merasa ada seseorang yang berdiri dibelakangnya “ada apa lagi Amir, ada itu
di map biruku, sibukka jangki ganggu
ka!”
“diam,
atau keluar” teriak seorang berwajah masam di pojok perpus
“maaf
kalau saya ganggu mas, sorry”,
“oh,
sorry saya kira Amir, nda kok, nda ganggu ji,
saya juga nda sibuk, ada apa emangnya?” kata Dika tegesa-gesa sambil
berdiri dari kursinya.
“WOI, saya beri kesempatan satu kali lagi” kata
manusia berwajah masam itu lagi.
“nda,
saya mau Tanya penyelesaian untuk soal yang sperti ini bagaimana”. Kata wanita
cantik itu (cantik menurut Dika)
“soal
yang mana? Oh bilangan kompleks, caranya begini……., ini ubah dulu kebentuk
eulernya…
“terus
…bala…bla…bala”, dengan lancar dan penuh semangat Dika menjelaskan metodenya
sampai lupa mempersilahkan wanita itu duduk…
“duduk
ki!” kata Dika
“makasih”
katanya sambil tersenyum
Penjelasan materi bilangan kompleks itu berlanjut sampai
keperkenalan.
“kalau
ada yang mau ditanyakan lagi, Tanya saja ya nda usah malu”, kata Dika
“oh ea,
terimakasih”, jawabnya
“tapi,
kalau bisaji kukerja nah,,, he..he..”, kata Dika lagi.
“oh,
namanya mira toh, kelas D”, bisik Dika dalam hati sambil tersenyum-senyum
sendiri menuju kamar kostnya.
“Dika
itu baik ya nya, pinter lagi, gua malahan lebih paham ketika dia yang menjelaskan
dibandingkan dengan dosenku”, kata mira ke nya sambil berbaring di sebuah kamar
kost yang penuh dengan tumpukan buku dan novel.
“oh dia
memang pinter, fisika dasarnya saja dapat A, dan IPK nya tinggi lagi”, tambah
nya alias sinta.
Hari
demi hari makin banyak soal FISMAT Mary L boas yang mampu diselesaikan mira
atas bantuan Dika. Pertemanan mereka pun semakin akrab mulai dari tukaran nomor
HP, nama FB, hingga pin BB. Siang mereka
ngobrolin pelajaran , malamnya mereka chating dengan topic pembahasan
bermacam-macam yang serasa tiada habisnya mulai dari asal daerah, hobi,
kebiasaan, dan sebagainya.
Suatu
hari mereka bertemu kembali diperpus dan kini mereka memang sudah janjian untuk
ketemu di perpus untuk membahas diferensial parsial.
“udah
tahu meki penurunan termodinamika pada proses adiabatic?”, Tanya Dika dengan
raut muka yang kini lain dari hari biasanya.
“belum
tuh, ajarin donk!”
“saya
juga belum kerja he..he.he.., kita kerja sama-sama saja ya”, tambah Dika
Penurunan persamaan itu pun berlangsung diatas sebuah kertas HVS putih dengan pulpen
tinta biru yang mungil milik Mira, penurunan itu mereka mulai dengan menuliskan
persamaan dasar hokum termodinamika I.
dQ=dW+dU
Hingga ke symbol-simbol yang tidak ditahu dari mana asal
semua symbol itu.
Kemudian setelah soal tersebut terselesaikan maka dengan
wajah pucat dan gemetaran, diakhir konklusi penyelesaiaan itu kemudian Dika bertanya
ke Mira “ada acarata sebentar malam?, yuk pergi nonton!”.
Mira kemudian menjawab “hm, gua nda punya acara kok, wah ide
bagus tuh Dik biar bisa refreshing “
“jam berapa emangnya dik?”, tambah Mira
“habis isya aja ya!, entar saya jemput”, sahut Dika
Mau tahu apa yang terjadi pada malam itu, silahkan tunggu eps2……..
mantap bang ditunggu lanjutnya
ReplyDelete