LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum biologi
dasar dengan judul “Anatomi Hewan Vertebrata”, disusun oleh:
Nama : Ahmad Suryadi
Nim : 1112040001
Kelas/kelompok : A (Pendidikan Fisika) / IV
Telah diperiksa secara seksama oleh asisten dan kordinator
asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2011
Kordinator Asisten Asisten
Pendamping
Muh.
Rizaldy Triaz Jaya Putra Syamsuarman
Nim : 081404024 Nim
: 091404050
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Arsad Bahri, S.Pd
Nip: 1984011520041002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua
benda pasti mempunyai struktur dan bagian-bagian. Begitu juga manusia, hewan,
dan tumbuhan. Manusia tersusun atas beberapa sistem organ yang merupakan
gabungan dari beberapa organ yang menjalankan fungsinya masing-masing,
contohnya pada sistem pernapasan, organ-organ yang bekerja adalah hidung,
tenggorokan, paru-paru dan lain sebagainya.
Hewan juga demikian, tersusun dari beberapa sistem organ yang menjalankan
fungsinya. Manusia, tumbuhan, dan hewan mempunyai banyak perbedaan dan terdapat
pula persamaan.
Manusia adalah sosok yang
selalu ingin tahu dan melakukan pembuktian untuk menjawab rasa ingin tahunya. Untuk
memenuhi tuntutan kodrat manusia tersebut, seorang mahasiswa
dapat melakukan pembuktian atau survei langsung, tidak hanya mengandalkan
gambar dan teori-teori yang tersedia di buku-buku. Dan salah satu kajian yang menarik untuk dilakukan adalah dengan
mengamati struktur anatomi hewan vertebrata.
B.
Tujuan
praktikum
Untuk
mengenali bentuk, warna, dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain
pada suatu sistem organ.
C.
Manfaat
praktikum
Mahasiswa dapat mengenali
bentuk, warna, dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu
sistem organ.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tubuh hewan terdiri atas berbagai organ. Organ-organ
yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi disebut system
organ. Pengmatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untu memudahkan mengamati
bentuk, kedudukan dan hubungannya dengan organ lain. Anatomi katak dan kodok
dapat member gambaran umum organ-oregan utama pada hewan vertebrata (tim
pengajar,2011).
Amphibi
berasal dari kata Amphi, artinya rangkap dan bios, artinya kehidupan, karena
Amphibi ialah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula dalam air
tawar, kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung
sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa
disebut berudu. Hewan dewasa memiliki columna vertebralis dan biasanya
extremitates dengan digiti atau jari-jari yang berbeda-beda, sedang kulitnya
ialah lembut dan tidak berambut, bersisik atau tidak berbulu. Kriteria semacam
ini sering tidak dapat dipakai untuk spesies tertentu; beberapa spesies
mengalami modifikasi, bahkan tidak mengalami fase larva di dalam air, dan
sebaliknya beberapa hewan dewasa tetap bertahan di dalam air. Karena ada
beberapa spesies yang melangsungkan kehidupannya terus menerus di dalam air dan
sebaliknya ada yang sama sekali tidak mengalami kehidupan di dalam air,
beberapa ahli sependapat menggunakan nama batrachia (batrachos=katak), meskipun
pemakaian nama itu tidak meluas ( Radiopoetro, 1991).
Ada sekitar 3000 spesies amphibi hidup didunia, yang
dikelompokkan kedalam 3 golongan yaitu anura (katak dan kodok), caudate
(salamander), gymnophiona atau apoda (caecilian). Hanay ada sekitar 60 spesies
caecilian dan sekitar 200 jenis salamander. Jadi sebagian besar bansa amaphibi
terdiri atas katak dan kodok. Terminology amphibi diterapkan pada a nggota
kelas inikarena sebagian besar hewan menghabiskan tahap awal siklus
kehidupannya didalam air, dari bentuk larva berupa kecebong yang bernapas
dengan insang luar, kemudian menjadi anak katak dengan alat pernapasan berupa
paru-paru. Ada juga yang tidak punya paru-paru sampai dewasa dan bernapas
melalui kulit karenanya kulit tersebut selalu basah dan grandular (Sukiya,
2003).
Kelompok
amphibi adalah vertebrata pertama yang hadir pertama kali didarat. Pada dasarnya
mereka memiliki penta daktil(lima ujung jari-jari kaki) meskipun jumlah
jari-jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptile maka amphibi
juga adalah hewan eksoterm yaitu perubahan suhu tubuhnya bergantung pada suhu
lingkungan. Pada kebanyakan amphibi meninggalkan telurnya dalam kolam dan
aliran-aliran air, dan tidak seekorpun jenis amphibi yang dapat berjalan
ditanah begitu menetas (Sukiya, 2003).
Beberapa
pertimbangan memungkinkan pemilihan katak atau Rana sp, untuk mewakili classis
Amphibia. Selain genus ini mudah diperoleh dan ukurannya cukup besar, ia
menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi
termasuk manusia. Susunan tubuhnya mudah dipelajari, demikian pula fisiologinya
dapat segera ditunjukkan. Cara hidupnya ialah sederhana dan mudah diamati (
Radiopoetro, 1991).
Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan.
Hewan ini tidak hidup di dalam perairan yang dalam dan menggunakan sebagian
besar hidupnya di darat. Kulit disamping berguna untuk penutup tubuhnya, juga
berguna untuk pernapasan. Untuk memungkinkan terjadinya pernapasan melalui
kulit, kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air. Untuk mempertahankan keadaan selalu basah
tersebut, kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir.
Setiap kelenjar ialah berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan
salurannya melalui epidermis bermuara di permukaan kulit (Radiopoetro, 1991).
Menurut Sukiya (2000), hierarki atau kedudukan katak
sawah (rana cancarivora) dalam susunan sistematiknya adalah sebagai berikut :
Phylum :
Cordata
Subphylum :
Vertebrata
Classic : Amphibia
Ordo : Anura
Subordo :
Phaneroglassa
Familia :
Ranidae
Genus : Rana
Species :
Rana cancrivora
Menurut
Sukiya (2000), sifat-sifat karakteristik katak adalh sebagai berikut:
1. Integumentum licin, mempunyai banyak glandulae dan
tidak bersisik.
2. Mempunyai sepasang ekstremitas berupa kaki untuk
berjalan dan berenang.
3. Mempunyai dua lubang hidung dan berhubungan dengan
cavum oris. Membrane tympani diluar, lingua dapat dijulurkan.
4. Cor beruang tiga (2 arteri dan 1 ventrikel),
erytrocytea oval bernucleus
5. bernafas dengan insang pada waktu masih larva, pada
waktu dewasa menggunakan pulmo dan integumentum.
6. Navi cranialis berjumlah 10 pasang.
7. Bersifat poikiloterm, artinya temperatur tubuhnya
berubah menurut lingkungannya.
8. Fertlisasi eksterna.
9. Stadium larva mempunyai kehidupan aquatic dan
mengalami metamorfosis.
Pada amphibi, kulit merupakan organ
penting. Kulit katak memiliki sifat permeable, dimana air dan gas dapat keluar
masuk. Warna kulitnya bermacam-macam karena adanya pigmen didalam dermis, tepat
dibawah epidermis. Fertilisasi sebagian besar hewan amphibi berlangsung secara
eksternal dengan jantan mendekap betina dan menumpahkan spermanya diatas
telur-telur yang dikeluarkan betina. Bergantung pada spesiesnya , baik jantan
maupun betina mampu mengerami telur di punggungnya, dalam mulut, atau bahkan
didalam perutnya (Anonim, 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari
/ tanggal : Rabu / 16 November 2011
Waktu : Pukul 14.10 s.d. 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III sebelah barat, FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Botol pembunuh
b.
Baki pembedah
c.
Alat bedah :
1)
Gunting
2)
Sedotan
3)
Pinset
4)
Jarum
5)
Skalpel
|
2.
Bahan
a.
Katak sawah (Rana cancarivora)
b.
Kapas
c.
Kloroform / eter (pembius)
|
B. Prosedur Kerja
1. Pengamatan
luar
a. Mematikan
katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas
empu jari tangan), membasahi dengan eter/kloform, lalu memasukkan ke dalam
botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol pembunuh tersebut,
menutup dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b. Mengeluarkan
katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkan di atas baki bedah. Membiarkan
kapas dalam botol dan menutup rapat.
c. Mengamati
bagian luar katak :
1)
Mata, kelopak dan selaput tidur
2)
Lubang hidung luar (nostlen)
3)
Tympanum (selaput pendengar)
4)
Celah mulut
5)
Tungkai depan :
a) Lengan
atas (branchium)
b) Lengan
bawah (ante branchium)
c) Telapak
(manus)
d) Jari-jari
(digiti)
6)
Tungkai belakang
a) Paha (femur)
b) Betis
(crus)
c) Telapak
bersatu (pes)
d) Jari-jari
berselaput renang
7)
Kloaka (letaknya)
8)
Permukaan kulit dan warnanya
d. Menggambar
dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian di atas.
2. Pembedahan
a.
Meletakkan katak pada punggungnya di
atas baki bedah. Memaku keempat kakinya
dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
b.
Dengan pingset menjepit membujur kulit
bagian perut dekat paha, mengangkat sedikit, menggunting melintang di bawah
pingset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
c.
Melalui celah itu, memasukkan ujung
gunting yang tumpul dan guntinglah kulit ke arah kepala sampai gunting
tertumbuk. Membalik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
d.
Menggunting kulit ke arah samping kiri
dan kanan, sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit
pada jaringan otot. Hanya pada tmpat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga
terbentuk semacam kantong (saccus).
e.
Memperhatikan bagian tengah otot perut.
Tampak garis putih membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
f.
Menjepit pingset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang,
sehingga membentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah
otot perut dan mulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang.
Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g.
Menyingkap jaringan otot perut ke
samping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan
sistem pencernaan
a.
Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka.
Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari gelig pada rahang atas dan gigi former pada langit-langit.
b.
Dengan pingset menarik lidah keluar,
mengamati bentuk dan perletakanya (mencatatnya).
c. Melanjutkan
pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk dan warna:
1) Hati sebelah
kanan, ada berapa lobus.
2) Lambung
di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit dan akan tampak duodenum dan
pangkreas.
3) Runut
terus usus halus sampa usus tebal. Perahatikan pertemuannya.
4) Rektum
yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan
sistem peredaran darah
a. Arah
kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b.
Menusuk selaput pembungkus jantung
dengan jarum atau ujung scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1)
Bilik (ventrikel)
2) Serambi
(atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh
nadi utama (trunkus ateriosus) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang
menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
4) Menggambar
bagian jantung dan memberi nama begian tersebut di atas.
5. Pengamatan
sistem pernafasan
a.
Memperhatikan bagian sebelah kanan dan
sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b.
Dengan sedotan limun yang ujungnya
dimasukkan kedalam lubang pangkal tenggorok (membuka mulut), meniup pangkalnya
perlahan, menggembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh
darah pada paru-paru.
c.
Melepaskan jantung dengan guntin,
sehinga tampak batang tenggorok (trakea).
6. Pengamatan
sitem ekskresi dan reproduksi (urogenitalia)
a. Melepaskan
organ-organ pencernaan, memulai dari lambung sampai pada rectum, serta
masentrium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan
tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut.
c. Pada
katak jantan ureter ini disebut juga
ductus urospermatius, testis terletak di sebelah atas ginjal,bulat lebih
kecil berhubungan dengan ginjalmelalui vas
efferensia.
d. Pada
katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit
ovarium, akan tampak oviduk berupa saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada
kloaka sedang ujungnya berupa corong (ostium) ada di detak jantung.
e. Membuat
gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama bagian-bagiannya.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Morfologi Rana
cancarivora
|
Keterangan
|
Gambar pembanding
|
|||
Tampilan dorsal
Tampilan ventral
|
1. Orbita
2. Membrane timpani
3. Manus
4. Femur
5. Crus
6. Pes
7. Kloaka
8. Branchium
9. Ante branchium
10. Digiti
11. Narex interna
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
Anatomi Rana
cancarivora
|
Keterangan
|
Gambar pembanding
|
|||
Anatomi mulut Rana
cancarivora
|
1. narex eksterna
2. valvilura interior
3. orbita
4. valvilura eksterior
5. celah eustacheus
6. epiglottis
7. lidah
8. gigi vomer
9. gigi maxilla
10. Narex interna
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
|||
Anatomi organ dalam Rana cancarivora
|
1. paru-paru
2. jantung
3. hati
4. Lambung
5. Ovarium
6. Usus halus
7. Usus besar
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
Fisiologi Rana cancarivora
|
Keterangan
|
Gambar pembanding
|
|||
Sistem pencernaan Rana
cancarivora
|
1. Lambung
2. usus besar
3. Usus halus
4. kloaka
5. empedu
6. Hati
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
|||
Sistem pernapasan Rana cancarivora
|
1. Narex eksterna
2. Narex interna
3. Lubang eustacheus
4. paru-paru
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
|||
Sistem sirkulasi Rana
cancarivora
|
1. Aorta
2. atrium kiri
3. vena pulmonalis
4. ventrikel
5. atrium kanan
6. arteri pulmonalis
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
|||
Sistem reproduksi Rana
cancarivora
|
1. tuba fallopi
2. ovarium
3. uterus
4. kloaka
1. badan lemak
2. testis
3. ureter
4. kloaka
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
|||
Sistem ekskresi Rana cancarivora
|
1. ginjal
2. uretra
3. kloaka
|
Sumber : dokumentasi pribadi
|
B. Pembahasan
Perbedaan antara katak (Rana sp)
dengan kodok (Bufo sp)adalah sebagai
berikut:
Letak perbedaan
|
katak (Rana sp)
|
kodok (Bufo sp)
|
Kulit
Tungkai belakang
Ukuran tubuh
|
Licin, basah, dan tipis
Panjang
Kecil
|
Kasar, tebal, dan kering
Pendek
Besar
|
1.
Bentuk luar tubuh katak (Rana cancarivora)
Katak
memiliki :
a. Lubang hidungnya
ada dua dan berukuran kecil.
b. Tympanum
(selaput pendengar) ada dua di samping kiri dan kanan yang tidak jauh dari
c. mata.
d. Pada
tungkai depan, jari-jarinya berjumlah empat ruas dan tidak berselaput.
e. Pada
tungkai berlakang, telapaknya bersatu, memiliki kaki sebanyak lima ruas dan
berselaput renang.
f.
Kloaka terdapat di bagian belakang dan
berfungsi sebagai lubang pelepasan dari saluran ginjal, kelenjar kelamin dan
anus.
g. Permukaan
kulitnya halus dan agak licin dan berwarna-warni karena adanya butir-butir
pigmen dan sel pigmen atau kromotovora.
Perlekatan
kulit hanya terjadi pada tungkai belakang dan tungkai depan, sedangkan pada
bagian perut tidak terjadi perlekatan kulit pada otot. Dan pada bagian tengah
otot perutnya terdapat garis putih membujur sepanjang otot perut yang disebut linea
alba.
2. Sistem pencernaan
katak dimulai dari rongga mulut à kerongkongan à lambung à usus à kloaka.
Ditambah dengan kelenjar pencernaan yaitu hati dan
pankreas.
a. Rongga
mulut, terdiri dari :
1). Gigi
hanya terdapat pada rahang atas (gigi maxila) dan
pada langit-langit (gigi vumer). Gigi tersebut dapat tumbuh kembali apabila
mengalami tangal.
2). Lidahnya
(lingua) bercabang dan terletak pada
rahang bawah bagian depan. Berfungsi untuk menangkap mangsa.
3). Kelenjar
ludah yang berfungsi membantu proses menelan
makanan.
b. Esofagus
atau kerongkangan , pada katak merupakan
saluran pendek menuju ke lambung.
c. Ventriculum atau
lambung , terdapat di sebelah kiri dan di
belakangnya terdapat duodenum dan pangkreas. Di dalamnya makanan dicerna secara
mekanik dan kimiawi.
d. Intestium
atau usus, dalam usus makanan yang sudah lumat
sari-sarinya diserap oleh pembuluh kapiler darah dan diedarkan ke seluruh
tubuh, sedangkan sisanya dibuang melalui kloaka.
3. Sistem respirasi katak
dimulai dari narex eksterna à narex interna
à saluran eustacheus
à paru-paru.
a. Paru-paru
(pulmo)
Paru-paru
katak berupa sepasang kantong tipis dan elastis, permukaan dalam dindingnya
mempunyai banyak lipatan, sehingga memperluas permukaan. Dinding kantong yang
tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna
kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan
perantara celah tekak atau glotis dihubungkan dengan rongga mulut.
b. Kulit
Pernafasan
dengan kulit berlangsung efektif baik di darat maupun di air. Kulit katak
tipis, lembab dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru
kulit (arteria pulmokutanea) yang
menyangkut darah kotor atau kaya co2. Di dalam kapiler kulit, darah
membebaskan co2 ke udara dan mengikat oksigen dari udara bebas yang
akan diangkut oleh pembuluh darah vena pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan
ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan.
c. Selaput
rongga mulut
Selaput
ini juga digunakan untuk memasukkan oksigen yang terkandung di udara, pada
rongga mulut berdifusi melalui selaput rongga mulut. Akhirnya oksigen tersebut
diikat oleh darah dan diedarkan ke sel-sel tubuh.
4. Sistem sirkulasi
Jantung berudu terdiri
atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu bilik, dengan Sistem
peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tunggal. Setelah mejadi katak, jantungnya terdiri
atas tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik. Dimana letak serambi (antrium) di atas ventrikel dan terbagi
dua, ada di kanan dan di kiri. Dan di atas atrium terdapat percabangan yang
disebut aorta. Dan peredaran darahnya merupakan
peredaran darah ganda, jantung beruang tiga.
5. Sistem ekskresi
Alat
ekskresinya berupa sepasang ginjal dari kiri dan kanan. Warnanya merah
kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Fungsi ginjal adalah
menyaring darah, zat-zat sisa seperti urine, garam-garam yang berlebih, air
yang lebih akan diserapnya dan dikeluarkan. Zat sisa yang diambil oleh ginjal
akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih. Kantong kemih ini
berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka.
Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Muara saluran urine, saluran kelamin
dan saluran pencernaan akan menyatu di kloaka
6. Sitem reproduksi
Organ
reproduksi pada katak jantan terdiri atas testis yang berfungsi sebagai
penghasil sperma dan ureter sebagai sdaluran sperma menuju kloaka. Organ
reproduksi pada katak betina terdiri atas sepasang ovarium yang berfungsi
sebagai penghasil sel telur, Pembuahan katak bersifat ovivar
(bertelur). Pembuahannya berlangsung di luar tubuh (fertilisasi eksternal)
tetapi katak tidak mempunyai alat kelamin luar. Pada masa kawin sepasang katak
akan ampleksus (katak jantan menempel pada punggung katak betina. Pada katak
betina terdapat sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Bagian belakang
ovarium terdapat oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih yang bermuara pada
kloaka sedang ujungnya burupa corong yang berada di dekat jantung.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Katak adalah hewan yang dapat hidup pada
dua tempat yaitu air dan darat (amphibia). Bagian-bagian katak yang
tampak dari luar adalah mata berwarna hitam,
pelupuk mata dan selaput tidur, selaput pendengar, lubang hidung, lengan atas,
lengan bawah, telapak tangan, digiti, paha,
betis, telapak bersatu, dan jari-jari berselaput renang, serta
kloaka. Katak memiliki berbagai macam
sistem organ, seperti sistem
pernapasan, peredaran darah, sistem reproduksi dan
sistem pencernaan. Peredaran darah pada katak ada dua jenis yaitu peredaran darah besar dan
peredaran darah kecil. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang ginjal yang
berfungsi dalam proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh. Sistem reproduksi terdiri
atas alat kelamin jantan dan betina. Katak dapat melakukan fertilisasi dengan cara eksternal yaitu reproduksi
terjadi di luar tubuh.
B.
Saran
1. Untuk
praktikan, agar lebih hati-hati dalam pembedahan, untuk menjaga otot katak
tidak tergunting pada saat pembedahan.
2. Untuk
asisten, agar lebih memperhatikan lagi cara kerja para praktikan.
3. Untuk
laboran, agar menyediakan alat-alat yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. sistem gerak dan pewarnaan tulang pada katak
dan kodok. http://zulkifliahmad-jack.blogspot.com/2010/12/sitem-gerak-dan-pewarnaan-tulang-pada.html. Diakses pada tanggal 29 November 2011
Radiopoetro,
dkk. 1991. Zoologi. Erlangga: Jakarta
Sukiya.
2000. Biologi vertebrata. JICA:
Surabaya
Sukiya.
2003. Anatomi vertebrata. JICA:
Surabaya
Tim pengajar. 2011.
Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Laboratorium Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Comments
Post a Comment