PEMAHAMAN KONSEP FISIKA
1.
Pemahaman
Konsep Fisika
Pemahaman merupakan Salah satu aspek pada ranah kognitif
yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Irmayanti, 2012: 30-31), menyatakan pemahaman yaitu ketika peserta didik dihadapkan pada suatu komunikasi dan dapat menggunakan
ide yang terkandung di dalamnya. Komunikasi yang dimaksud dapat dalam bentuk
lisan atau tulisan dalam bentuk verbal atau simbolik.
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dan arti dari suatu konsep
(Sudjana, 2013: 50).
Tipe
hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti
dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara
konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut (Sudjana, 2013: 50).
Hubungan antara konsep dengan makna tersebut akan menghasilkan perubahan
perilaku.
Menurut Rosser (1984)
(dalam Dahar, 2011: 63), Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu
kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang
sama. Konsep adalah abstraksi-abstarksi yang berdasarkan pengalaman seseorang.
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Menurut Wingkel (dalam
Bukhori, 2012: 12), belajar konsep merupakan bentuk belajar yang dilakukan
dengan mengadakan abstraksi yaitu dalam semua objek yang meliputi benda,
kejadian, dan orang; hanya ditinjau aspek-aspek tertentu yang merupakan sebuah
pengetahuan konseptual.
Menurut
Anderson & Krathwohl (dalam Pickard, 2007: 49) menyatakan pengetahuan
konseptual lebih kompleks daripada pengetahuan faktual dan mencakup tiga subtipe:
1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, 2) pengetahuan tentang
prinsip-prinsip dan generalisasi, dan 3) pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan konseptual diperlukan peserta didik sebagai dasar dan acuan dalam
melakukan perilaku-perilaku tertentu.
Menurut
Ausbel (dalam Dahar, 2011: 64), konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu
pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep merupakan proses
induktif dan merupakan belajar penemuan yang diperuntukkan untuk orang yang
lebih tua dalam kehidupan nyata dan laboratorium dengan tingkat kesukaran yang
lebih tinggi. Asimilasi konsep merupakan proses deduktif dengan menghubungkan
atribut-atribut tertentu dengan gagasan-gagasan yang relevan yang sudah ada
dalam struktur kognitif mereka.
Menurut
Bloom et al. (1956: 89)
pemahaman konsep dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu translasi (translation), interpretasi (interpretation)
dan ekstrapolasi (extrapolation).
a.
Translasi (Translation)
Translasi Sebagai kemampuan seseorang
untuk memahami sesuatu yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asli
yang telah dikenal sebelumnya. Bloom et al. (1956: 91-92) mengemukakan indikator pencapaian
kemampuan-kemampuan translasi sebagai a) the
ability to translate a problem given in tehnical or abstract phraseology into
concrete or less abstract phraseologi. Hal ini berarti kemampuan
menerjemahkan suatu masalah yang diberikan dengan kata-kata abstrak menjadi
uraian kata-kata yang kongkret; b) the
ability to translate relationships expressed in symbolic form, including
illustration, maps, tables, diagrams, graphs and mathematical and other
formulas, to verbal form or vice versa. Hal ini menunjukkan kemampuan
menerjemahkan hubungan yang terkandung dalam bentuk simbolik, meliputi
ilustrasi, peta, tabel, diagram, grafik, persamaan matematis, dan rumus-rumus
lain ke dalam bentuk verbal dan sebaliknya. Contoh kemampuan pemahaman
translasi dalam fisika misalnya ketika peserta didik diberikan persamaan
tekanan hidrostatik, peserta didik dapat menerjemahkan hubungan antara variabel-variabel dalam
persamaan itu kedalam sebuah bentuk grafik.
b. Interpretasi
(Interpretation)
Interpretasi adalah kemampuan sesorang
untuk memahami sesuatu yang direkam, diubah atau disusun dalam bentuk lain
seperti grafik, tabel, diagram dan lain-lain. interpretasi/penafsiran juga
merupakan kemampuan untuk memaknai grafik, menghubungkan dua konsep yang
berbeda, dan kemampuan membedakan yang pokok dan yang bukan pokok (Sudjana,
2013 : 51). Contoh kemampuan pemahaman interpretasi misalnya ketika peserta
didik diberikan tabel hasil percobaan Archimedes yaitu berat benda di udara dan
di air yang dipindahkan peserta didik dapat memaknai bahwa semakin selisih
antara berat benda di udara dan di air merupakan besarnya gaya ke atas yang
dialami benda.
c.
Ekstrapolasi (Extrapolation)
Ekstrapolasi adalah kemampuan seseorang
menyimpulkan dan menyatakan
lebih eksplisit suatu bentuk grafik; data-data; memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari tindakan yang
digambarkan dari sebuah komunikasi; sensitif atau peka terhadap faktor yang
mungkin membuat prediksi menjadi akurat. Contoh kemampuan ekstrapolasi misalnya
ketika peserta didik diberikan gambar tiga pipa berhubungan yang berbeda
ukurannya semakin kecil pada pipa 3, dengan kecepatan aliran fluida di setiap
pipa masing-masing v1 , v2 dan v3 . Berdasarkan data
dan gambar peserta didik dapat memahami dengan mampu memprediksi kecepatan
aliran fluida pada pipa 3.
Skor pemahaman konsep
peserta didik dapat dikategorikan menurut penilaian acuan patokan. Tujuan
penggunaan acuan patokan (kriteria) berfokus pada kelompok perilaku peserta
didik yang khusus yang didasarkan pada kriteria atau standar khusus (Mansyur
dkk, 2009: 106). Hal tersebut diperlukan dalam penilaian karena skor individu
tidak dapat memberikan informasi yang banyak. Sehingga, diperlukan
pengkategorian skor individu dalam sebuah pembagian kelompok yang seimbang.
Salah satu cara membagi atau mengkategorikan skor pemahaman konsep peserta
didik adalah dengan membuat interval kelompok dengan memggunakan skor terendah
dan skor tertinggi yang memungkinkan untuk dicapai peserta didik dan jumlah
kategori yang dinginkan (Irianto, 2004: 36).
Berdasarkan uraian di
atas maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah suatu tingkatan
dimana peserta didik mampu menangkap makna dari suatu konsep baik yang berupa
verbal maupun tulisan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan
perilaku yang dimaksud adalah perubahan kemampuan mentranslasi,
menginterpretasi dan mengekstrapolasi.
referensi
Bloom et al. (1956). Taxonomy of Education Objectives. U.S.A: Longmans
Bukhori, M. A. F. (2012). Pembelajaran Berbasis
Inkuiri untuk Optimalisasi Pemahaman Konsep Fisika pada Peserta didik di SMA
Negeri 4 Magelang, Jawa Tengah. Magelang: Berkala
Fisika Indonesia volume 4 nomor 1 &2 januari &
juli 2012
Dahar, R.W. (2011) . Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Irianto,
A. (2004). Statistik (Konsep Dasar,
Aplikasi dan Pengembangannya). Jakarta: Kencana Prenada Medi Group
Irmayanti.
(2012). Pengaruh Penggunaan Simulasi Computer Terhadap Pemahaman Konsep Fisika
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Makassar. Makassar : Skripsi (Tidak diterbitkan)
Pickard, M. J.
(2007). The New Blooms Taxonomy An Overview For Family and Consumer Sciences. Journal Of Family and Consumer Sciencer
education.25(1)
Sudjana,
N. (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Comments
Post a Comment