PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM SOLVING

 PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM SOLVING

Ahmad Suryadi

A.    PENJELASAN PROBLEM BASED LEARNING

Problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan pemanfaatan kecerdasan dari dalam individu, kelompok orang, dan lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual (Oog-Seng 2003). Dalam definisi ini, masalah yang dimaksud hendaknya masalah yang autentik dan memang perlu untuk diselesaikan secara kooperatif (Duch, Groh, and Allen 2001). PBL dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Menurut Oog-Seng (2003), lima skema dalam proses PBL.

1.        Menemukan atau menghadirkan Masalah. Pada tahap ini, skenario masalah bertindak sebagai stimulus untuk perancah dan memperluas konteks realistis yang mungkin ditemui siswa di masa depan.

2.        Analisis Masalah dan Pembelajaran Masalah. Pada tahap ini, pengetahuan awal siswa diaktifkan dan ide-ide dihasilkan yang membutuhkan pembelajaran lebih lanjut. Mahasiswa dituntut untuk bekerja sendiri-sendiri, mencari informasi melalui berbagai sumber.

3.        Penemuan dan Pelaporan. Setelah penelitian dan pembelajaran mandiri, siswa melaporkan penemuan mereka ke kelompok mereka sendiri. Pada tahap pengajaran sebaya ini, siswa berkumpul untuk berbagi informasi baru yang mereka temukan secara individu. Siswa melatih kolaborasi kelompok dan keterampilan komunikasi melalui pertanyaan dan mencari informasi lebih lanjut dari satu sama lain. Tutor PBL membantu memastikan bahwa area utama yang harus dipelajari tidak diabaikan dan juga menanyai siswa tentang keakuratan, keandalan, dan validitas informasi yang diperoleh.

4.        Presentasi Solusi dan Refleksi. Ketika siswa mempresentasikan solusi mereka untuk skenario masalah, pendekatan reflektif dan evaluatif diambil. Ini melibatkan konteks dan penerapan pengetahuan pada situasi. Siswa menyusun ulang dan memparafrasakan pengetahuan yang diperoleh dan menunjukkan pengetahuan baru mereka. Terkadang lebih banyak pertanyaan mungkin ditanyakan. Tutor membantu siswa untuk mengklarifikasi keraguan, untuk berhati-hati terhadap celah dan memperbaiki kesalahpahaman atau generalisasi yang berlebihan.

5.        Overview, Integrasi dan Evaluasi. Siswa didorong untuk mengkritik sumber belajar mereka (nilai, reliabilitas dan kegunaannya untuk pembelajaran di masa depan). Mereka merenungkan pengetahuan baru yang telah mereka pelajari sebagai hasil dari masalah tersebut. Tutor membantu meringkas dan mengintegrasikan prinsip dan konsep utama pada tahap ini. Anggota kelompok juga mengevaluasi bagaimana mereka melakukannya sebagai pelajar dalam hal menjadi pemecah masalah, pembelajar mandiri dan sebagai anggota tim

 

B.     PENJELASAN PROBLEM SOLVING

Kemampuan pemecahan masalah dapat didefinisikan sebagai proses penemuan solusi dari suatu persoalan berdasarkan informasi yang diberikan. Dalam fisika, kemampuan pemecahan masalah bukan sekadar chug and plug (Docktor et al, 2015). Pemecahan masalah merupakan bagian integral dari sebagian besar materi fisika dimana siswanya belajar menggunakan prinsip dan konsep fisika untuk memecahkan suatu masalah (Hsu et al. 2004). Pemecahan masalah melibatkan suatu kemampuan untuk memahami kondisi penerapan suatu prinsip dan prosedur untuk menentukan apakah kondisi yang diperlukan telah terpenuhi (McDermott, 1993; Reif & Heller, 1982; Reif, Larkin, & Brackett, 1976).

Menurut Oog-Seng (2003), pemecahan masalah yang efektif di dunia nyata melibatkan pemanfaatan proses kognitif termasuk:

        pemikiran "berencana" (meluangkan waktu untuk berpikir dan merencanakan)

        pemikiran generatif (muncul dengan ide dan mengambil berbagai perspektif)

        Pemikiran sistematik (menjadi terorganisasi dan sistematis

        Pemikiran analitik (mengklasifikasi, analisis logis, dan inferensi)

        Berpikir sistemik (menyeluruh)

Menurut  Oog-Seng (2003), perkembangan kemampuan pemecahan masalah akan bermuara pada creative problem solving. Hal ini mengharuskan PBL untuk menghasilkan berbagai macam pemikiran. Proses yang dilakukan dapat berupa:

        klarifikasi masalah

        definisi masalah dan framing

        analisis masalah

        kesimpulan permasalahan dan sintesis          

 

C.    PERBEDAAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM SOLVING

Bagaimana perbedaan antara PBL dan Problem solving? Dalam diskusi sebelumnya, ada banyak pendapat terkait perbedaan keduanya. Oleh karena itu, pada bagian ini, saya akan mencoba menuliskan pandangan saya setelah melakukan diskusi di kelas. PBL seperti namanya merupakan suatu bentuk atau proses pembelajaran dimana siswa belajar berdasarkan masalah yang disajikan di dalam kelas. Dalam banyak referensi, masalah yang dimaksud adalah masalah yang nyata dan merupakan masalah yang dialami oleh siswa bukan masalah yang dibuat ada di kelas. Sementara itu, problem solving merupakan proses pemecahan masalah baik dalam bentuk penemuan solusi ataupun dalam bentuk penentuan keputusan terhadap suatu masalah. Masalah yang dimaksud dalam problem solving tidak di batasi hanya berupa masalah nyata yang dihadapi oleh siswa. Dengan kata lain, masalah ini dapat berupa masalah dalam kehidupan nyata, masalah dalam bentuk representasi fisis, masalah dalam hal persoalan matematis, dan berbagai jenis masalah lainnya.

 

RUJUKAN

Docktor, Jennifer L., Natalie E. Strand, José P. Mestre, and Brian H. Ross. 2015. “Conceptual Problem Solving in High School Physics.” Physical Review Special Topics - Physics Education Research 11(2). doi: 10.1103/PhysRevSTPER.11.020106.

Duch, Barbara J., Susan E. Groh, and Deborah E. Allen, eds. 2001. The Power of Problem-Based Learning: A Practical “How to” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline. 1st ed. Sterling, Va: Stylus Pub.

Hsu, Leonardo, Eric Brewe, Thomas M. Foster, and Kathleen A. Harper. 2004. “Resource Letter RPS-1: Research in Problem Solving.” American Journal of Physics 72(9):1147–56. doi: 10.1119/1.1763175.

Huitt, William. n.d. “Problem Solving and Decision Making:” 21.

McDermott, Lillian C. 1993. “Guest Comment: How We Teach and How Students Learn—A Mismatch?” American Journal of Physics 61(4):295–98. doi: 10.1119/1.17258.

Oog-Seng, Tan. 2003. Problem-Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21st Century. Australia: Thomson/Learning.

Reif, F., and Joan I. Heller. 1982. “Knowledge Structure and Problem Solving in Physics.” Educational Psychologist 17(2):102–27. doi: 10.1080/00461528209529248.

Reif, F., Jill H. Larkin, and George C. Brackett. 1976. “Teaching General Learning and Problemsolving Skills.” American Journal of Physics 44(3):212–17. doi: 10.1119/1.10458.

Comments

Popular posts from this blog

makalah tentang filsafat naturalisme

Sejarah Singkat Penemuan Konsep Optik